Hawking; Misteri Perempuan dan Tuhan

Siapa yang tidak kenal dengan ilmuan fisika kuantum abad 21, ya benar beliau adalah Stephen William Hawking. Hawking terkenal dengan teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking. Sekilas melihat kondisi fisiknya, Hawking bukanlah seorang normal pada umumnya. Dia digerogoti oleh penyakit Tetraplegia (penyakit lumpuh yang disebabkan oleh matinya saraf motorik), namun jangan ditanya masalah kecerdasan otaknya yang begitu brilian.

Hawking, sumber: pinterest.com


Hawking lahir di London pada tahun 1942 dari pasangan Dr. Frank Hawking dan Isobel Hawking dan memiliki dua orang saudara kandung yaitu Philippa dan Mary. Lahir dari keluarga berpendidikan Hawking memiliki kecerdasan dan budaya pendidikan yang tinggi sehingga berhasil mengenyam pendidikan di Oxford University dalam bidang Ilmu Pengetahun Alam. Setelah menamatkan kuliahnya di Oxford, Hawking melanjutkan pendidikan di Cambridge University mengambil jurusan Teori Astronomi dan Kosmologi. 

Ditengah keterbatasan fisik, Hawking terus berjuang dan menorehkan karya briliannya. Hawking mengalami jatuh bangun sakit, bahkan pada tahun 1985 Ia sama sekali tidak dapat berbicara karena terkena penyakit Pneumonia. Salah satu alternatif untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yaitu menggunakan tulisan yang disambungkan dengan computer, sehingga keinginan dan teori-teorinya dapat dibaca dan diterjemahkan oleh orang lain.

Hawking Sang Jenius berkacamata tebal begitu mempesona di kalangan para wanita akademisi. Banyak perempuan yang tertarik kepadanya, mereka mendambakan kecerdasan dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Salah seorang gadis yang mampu memikat hati Hawking adalah Jane Wilde, seorang mahasiswa Bahasa dengan perawakan tinggi semampai, rambut pirang ikal, dengan ciri khas senyum ramah kepada setiap orang.

Hawking akhirnya memutuskan untuk meminang sang gadis, mereka menikah pada tahun 1965. Buah cintanya melahirkan tiga orang anak yaitu Robert, Lucy, dan Timothy. Seiring berjalannya waktu Hawking semakin menua dan penyakitnyapun semakin menggerogoti tubuhnya. Penyakit Tetraplegia menjadi penyebab ketidakharmonisan dengan Jane. Semakin lama tubuh Hawking tidak berdaya, semakin lama permasalah keluarga mereka juga semakin rumit. Pada tahun 1991 Hawking dengan Jane akhirnya memutuskan untuk bercerai. 

Hawking merasakan penyakit lumpuh sekaligus perihnya perceraian, sebagai seorang lelaki kehadiran istri sangat Ia rindukan. Tidak dapat Ia pungkiri sosok perempuan dapat menjadi pelengkap hidupnya, tempat mengadukan keluh kesah kesakitan pada tubuhnya, tempat berbagi hipotesa teori yang ditemukannya, tempat untuk meminta perhatian dan kasih sayang. Hawking setelah menunggu selama 5 tahun akhirnya menemukan cintanya kembali. Hawking menjatuhkan pilihan pada Sang Perawat pribadinya, tidak lain Ia adalah Elaine Mason. 

Pada tahun 1995 Hawking menikahi Elaine, hubungan mereka terjalin karena hubungan emosional dan kedekatan secara fisik selama Ia lumpuh. Elaine merupakan janda dari seorang perancang computer penerjemah Hawking (David Mason). Penampilan Elaine lebih sederhana apabila dibandingkan dengan Jane, memiliki rambut pirang dan keriting. Elaine memiliki kesabaran yang luar biasa menjaga dan menemani Hawking setiap hari dengan keterbatasan fisik, bahkan pernikahan keduanya tersebut tidak membuahkan keturunan. Hawking pada tahun 2006 memutuskan untuk berpisah dengan Elaine. Hal ini lebih disebabkan karena semakin memburuknya kondisi kesehatan Hawking dan fokus kepada penelitian ilmiahnya. 

Sebagai seorang jenius Hawking menjadi rebutan berbagai institusi. Hawking menjadi dosen luar biasa di Caius College, Cambridge, California Institute of Technology, dan Perimeter Institute for Theoretical Physics. Hawking juga menjadi staf ahli di NASA untuk melakukan penelitian luar angkasa. Kurang lebih ada 15 penghargaan bergengsi internasional dalam bidang fisika telah Ia dapatkan. Tidak terhitung berbagai publikasi dan buku yang telah Ia publikasikan, namun yang paling terkenal sebanyak 7 publikasi (A Brief History of Time (1988), Black Holes and Baby Universes and Other Essays (1993), The Universe in a Nutshell (2001), On The Shoulders of Giants (2002), God Created the Integers: The Mathematical Breakthroughs That Changed History (2005), The Dreams That Stuff Is Made Of: The Most Astounding Papers of Quantum Physics and How They Shook the Scientific World (2011,dan My Brief History (2013)). 

Hawking terkenal sebagai sorang jenius namun ateis. Hawking mendefinisikan kekuatan diluar control manusia adalah suatu bentuk metamorphosis, dimana alam ini diatur oleh ilmu pengetahuan. Dalam bukunya The Grand Design, bahwa "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta". Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking

Tidak mudah bagi istri-istrinya untuk menghadapi kenyataan hidup bersama Hawking, pengakuan Jane selama mengurus tiga anaknya dan keterbatasan Hawking menyebabkan Ia stress berat bahkan ingin mencoba bunuh diri. Faktor eksternal yang sangat berpengaruh kepada keutuhan keluarganya yaitu kehadiran pembantu pribadinya yang lebih inten kepada Hawking. Kondisi ini menyebabkan jarak antara Jane dengan Hawking semakin renggang secara emosional. Pada akhirnya kondisi ini memaksa Jane mengembil jalan untuk bercerai akibat tekanan batin. Hawking sendiri memilih tinggal bersama pembantunya (Elaine) yang kemudian hari menjadi istri keduanya.

Hawking sendiri menganggap bahwa wanita adalah misteri yang belum terpecahkan. Hal ini juga yang menjadi salah satu menyebabkan Dia memutuskan untuk bercerai dengan Elaine selain kesehatannya yang semakin buruk dan fokus kepada penelitian. Keberhasilan Hawking dalam dunia sains tidak berbanding lurus dengan masalah kesehatan, keluarga, dan keyakinan kepada Tuhan. Setiap manusia memiliki kelebihan juga kekurangan semata-mata ini menunjukan bahwa seluruh mahluk memiliki keterbatasan, kita meyakini bahwa ada Dzat yang Maha Hebat, Luarbiasa, Maha Sempurna dan tidak ada duanya yaitu Tuhan (bagi mereka yang berfikir dan diberi hidayah).

Posting Komentar untuk " Hawking; Misteri Perempuan dan Tuhan"