Akhir Cerita Sifat Rakus; Kisah Si Anjing Penyelamat

Brutus merupakan anjing pemburu yang memiliki badan besar dan suara yang nyaring. Setiap pagi Brutus diajak oleh majikannya untuk berburu babi atau rusa di hutan. Brutus merupakan anjing yang sombong namun berpengalaman dalam perburuan. Telah banyak babi dan rusa yang berhasil Ia matikan, sehingga tuannya sangat bangga dan menyayanginya. 

Lain halnya dengan Nero, Ia merupakan anjing keturunan Pug yang bermata juling. Badannya kecil suaranya parau, dan keahliannya hanya pandai berjalan-jalan. Mereka saling kenal dan menjadi teman baik. Apabila tidak berburu mereka berdua suka diajak jalan-jalan ke taman untuk menemani majikannya berolahraga.

Ilustrasi, sumber: www.sains.kompas.com

Keduanya saling melengkapi, apabila ada anjing lain yang mencoba untuk mengganggu Nero otomatis Brutus akan mengusirnya bahkan tidak segan-segan untuk menggigit anjing yang memaksa menjaili Nero. 

Begitu juga dengan Nero, Ia akan membantu Brutus mendapatkan makanan dari majikannya. Tatapan juling dan tingkah laku genit Nero mampu mengetuk hati majikannya untuk memberikan makanan yang banyak kepadanya. Nero pun membaginya dengan Brutus tanpa pamrih dan sebagai bentuk pengabian kepada anjing yang lebih kuat.

Hari yang ditunggu-tunggu untuk berburu pun telah sampai, Brutus diajak ke gunung yang didalamnya banyak babi dan rusa. Brutus dan ajing lainnya mulai berlari dan mencari jejak babi dan rusa yang ada di hutan tersebut. 

Brutus mulai mencium bau babi yang berada di semak-semak, gonggongan yang kencang mengisyaratkan anjing lain untuk membantunya menyergap babi yang terpepet. Jeritan babi yang menggema semakin menambah semangat Brutus dan anjing lain untuk segera melumpuhkannya.

Berkat kerjasama dan pengalaman berburu, Brutus akhirnya dapat melumpuhkan babi dengan baik. Babi tersebut tidak berdaya dengan gigitan Brutus dan anjing lainnya. Babi akhirnya diambil oleh majikan dan para pemburu lainnya. 

Brutus dan anjing lainnya menunggu bagian yang biasa mereka dapatkan sebagai balas jasa atas keberhasilan berburu. Daging babi yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang, Brutus diberikan paha atas babi untuk Ia makan selama dua hari.

Betapa senangnya Brutus, daging yang Ia dapatkan tidak langsung dihabiskan sendiri melainkan dibagi dengan Nero. Namun karena kerakusan Brutus, daging untuk Nero hanya sebesar kepalan tangan bayi. Nero menerima dengan lapang dada tanpa protes karena tahu akibatnya, apabila Ia tetap memaksa maka Brutus tidak segan-segan untuk menggigitnya.

Daging babi telah dibagi dua, mereka sama-sama menggigitnya untuk dibawa pulang dan makan di sarangnya masing-masing. Nero berjalan terlebih dahulu keluar dari hutan diikuti oleh Brutus. Saat melewati sungai sejenak Nero berhenti untuk minum, setelah itu ia berhasil melewati sungai yang sangat jernih tersebut. 

Kini giliran Brutus mulai melewati jembatan yang telah dilewati Nero, namun Ia sangat kaget melihat ke bawah terlihat jelas ada anjing yang melihatnya dan seakan-akan berniat merebut daging yang sedang Ia gigit.

Brutus berusaha menggertak anjing yang berada di bawahnya, Ia mulai mengonggong sambil menggigit daging  erat-erat agar tidak diambil oleh ajing yang ada di bawahnya. Dia bergerak, anjing yang berada di bawahnya pun mengikuti pergerakannya. 

Brutus semakin pusing dan emosi dibuatnya, Ia berfikir bahwa anjing itu betul-betul akan mengambil daging miliknya. Akhirnya karena sifat rakus dan tidak ingin dagingnya dimiliki anjing lain Brutus memutuskan untuk bertarung dengan anjing di bawahnya.

Brutus sambil menggonggong menerkam anjing yang ada di bawahnya, "Bruuuuussss" Brutus masuk ke air sungai yang jernih. Betapa kagetnya Brutus anjing yang Ia terkam tidak ada, Ia mulai panik karena arus air mulai membawanya. Tidak sadar daging yang Ia gigitpun terlepas dan dalam hitungan detik sirna ditelan gelombang sungai. 

Nero yang berada di pinggir sungai berusaha membantu Brutus agar bisa menggapai pinggir sungai, namun usahanya tidak membuahkan hasil. Arus sungai telah membawa Brutus dan daging yang selama ini Ia pertahankan.

Ilustrasi, sumber: www.mimbarsaputro.wordpress.com

Nero duduk di pinggir sungai, sedih melihat kejadian yang baru saja Ia rasakan. Brutus yang memiliki sifat rakus telah pergi. Brutus menjaga dagingnya agar tidak diambil oleh anjing lain, padahal yang Ia hadapi hanya bayangan dirinya sendiri yang dipantulkan oleh air sungai yang sangat jernih. 

Kini Brutus yang telah tiada, hanya menyisakan cerita betapa pentingnya menjaga diri agar tidak rakus dan pelit untuk berbagi.

Posting Komentar untuk "Akhir Cerita Sifat Rakus; Kisah Si Anjing Penyelamat"