Dokter Terawan Kini Telah Pergi

Dokter Terawan akhirnya meninggalkan Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit di Jerman. Duka yang dalam namun tidak sampai meneteskan air mata --- akhirnya salah satu putra terbaik Indonesia dari dunia kedokteran telah pergi. 

Dokter Terawan saat ini santer diberitakan diberbagai media Indonesia setelah diberhentikan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) karena metode pengobatan yang Ia kembangkan. Metode penyembuhan stroke yang Ia kebangkan disebut DSA (Digital Substraction Angioghraphy) yaitu metode penyembuhan penyakit melalui cuci otak.

Penandatanganan Kerjasama Terawan dengan RS Jerman, sumber: www.tribunnews.com

Siapakah Dokter Terawan? beliau merupakan pria kelahiran Yogyakarta 5 Agustus 1964 dengan nama lengkap Terawan Agus Putranto. Dokter Terawan mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM pada tahun 1990, melanjutkan pendidikan S2 jurusan Spesialis Radiologi - Unversitas Airlangga, lulus tahun 2004. Melanjutkan program Doktoral di Universitas Hassanudin Makassar, lulus pada tahun 2013. 

Setelah lulus dari Sarjana Kedokteran Dokter Terawan mengabdikan diri di TNI Angkatan Darat sejak tahun 1990 menjadi Dokter Umun sampai tahun 2018. Pada tahun 2009 menjadi Tim Dokter Kepresidenan, menjadi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia, Ketua World International Committee of Military Medicine, Ketua Association of Radiology ASEAN, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) - Gatot Subroto Jakarta. Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPYo).

Banyak prestasi yang telah Ia dapatkan selama pengabdiannya yaitu Bintang Mahaputra Naraya pada tahun 2013, Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) tahun 2015, Penemu Terapi Cuci Otak dan Penerapa Program DSA terbanyak pada tahun 2017, dan Penghargaan Achmad Bakrie dalam bidang kedokteran pada tahun 2017.

Prestasi yang paling terkenal yaitu metode cuci otak yang dapat menyembuhkan penderita Stroke. Metode yang digunakan yaitu menghancurkan plak atau gumpalan pada otak melalui penyuntikan heparin pada tubuh pasien. Heparin dimasukan melalui kateter yang dipasang pada pangkal paha pasien yang bertujuan untuk masuk ke sumber kerusakan pembuluh darah. Banyak pasien yang telah merasakan hasil terapi dari Dokter Terawan, diantaranya adalah Aburizal Bakrie (Ketua Dewan Pembina Partai Golkar), Agus Hermanto (Wakil Ketua DPR RI), Mahfud MD (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi - MK), Dahlan Iskan (Mantan Direktur Utama PLN).

Hal yang mengejutkan adalah pada tanggal 26 Februari 2018, Ia telah dikeluarkan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) karena metode DSA yang digunakan untuk menyembuhkan para pasiennya. IDI menganggap metode yang digunakannya belum terbukti secara ilmiah dan masih menjadi kontoversi di kalangan kedokteran itu sendiri. Sanksi yang diberikan kepada beliau yaitu pemecatan selama 12 bulan dari IDI tercatat sejak tanggal 26 Februari 2018 - 15 Februari 2019. 

Berbagai kalangan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan IDI tersebut karena banyak manfaat yang dihasilkan oleh metode DSA tersebut. Hal yang paling mencengangkan yaitu berita bahwa Dokter Terawan saat ini telah melakukan kotrak kerjasama dengan Rumah Sakit Jerman untuk mengembangkan metode penyembuhan DSA ini. Di Indonesia ditolak, dunia internasional menerimanya. Dunia internasional melihat bahwa ini merupakan suatu penemuan hebat yang membawa perubahan dalam dunia medis. Sayang sungguh disayangkan Indonesia yang memiliki banyak orang jenius beserta hasil karyanya pergi meninggalkan Indonesia karena urusan internal dalam organisasi. Apabila melihat kembali masa lalu --- seorang BJ. Habibie telah mendahuluinya meninggalkan Indonesia, cukuplah pengalaman pahit tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kita. Namun rupanya hal tersebut berlanjut, mau sampai kapan hal ini terjadi?

Dokter Terawan bersama BJ. Habibie di Jerman, sumber: www.tribunnews.com

Sayang sekali, orang tua kita --- saudara kita --- teman kita yang mengidap penyakit stroke harus kehilangan orang yang menjadi sandaran hidupnya. Suatu hal yang diinginkan oleh pasien bukanlah metoda pengobatan yang telah teruji melainkan hanya kesehatan. 

Kini Terawan telah pergi dari pangkuan Ibu Pertiwi walaupun hanya untuk beberapa saat, namun ratusan bahkan ribuan orang Indonesia yang dapat Ia bantu kesembuhannya apabila masih berada di Indonesia. Kini mereka yang mengidap penyakit stroke dan masalah di otak harus mencari alternatif lain penyembuhan selain DSA dari Dokter Terawan. 

Kita harus membuka hati, pikiran, mata, dan telinga, sebagai generasi penerus bangsa kita harus menciptakan generasi penerus, ratusan bahkan ribuan Terawan berikutnya. Dari sisi pemerintah atau lembaga yang bersangkutan seharus menjadi fasilitator untuk mendukung inovasi dan karya emas anak bangsa bukan membiarkannya terlantar dan dipakai oleh pihak luar. 

Sebagai pasien tentunya akan sangat mengharapkan pertolongan mereka yang ahli dalam penyembuhan sakitnya tanpa harus pergi ke luar negeri dan mengeluarkan biaya yang lebih mahal. Indonesiaku jangan biarkan generasi emas Indonesia menjadi milik orang/negara lain. Selamat jalan Dokter Terawan.

Posting Komentar untuk "Dokter Terawan Kini Telah Pergi"